Kamis, 18 Maret 2010

Kembalinya Inter Milan

Kamis, 18 Maret 2010

Ada dua catatan khusus yang perlu digaris bawahi menerawang hasil leg ke dua partai super big match Liga Champion yang mempertemukan antara Chlesea kontra Inter Milan, Rabu (16/03) yang dimenangkan oleh Inter 1-0. Yang pertama adalah penghapusan memori buruk Inter di babak gugur dan ke dua yaitu rekor Jose Mourinho yang tak pernah merasakan pil pahit tatkala bermain di Stamford Bridge.


Well, kedua hal tersebut tersimpan di momen terindah yang diukirkan Nerazzurri tadi malam. Inter akhirnya menyudahi puasa lolos dari fase knock out yang tak pernah dikudetanya sejak empat musim terakhir. Jangankan lolos, merasakan nikmatnya kemenangan saja tak pernah dijamah sejak kali terakhir didapatinya saat mengalahkan Ajax di musim 2005/2006 di babak yang sama.

Dini hari tadi, Inter resmi “membatalkan” puasanya sekaligus menghapuskan cerita rekor tidak mengenakkan itu dengan menumbangkan Chelsea 1-0 di Stamford Bridge lewat satu-satunya gol penentu Samuel Eto’o. pasukan Carlo Ancelotti pun harus puas merelakan tiket perempat final jatuh ke tangan tim besutan Mourinho.

Status sebagai tim favorit yang banyak dilayangkan publik untuk kubu the blues lantas tak membuat inter hilang taji. Tak tanggung-tanggung, dua kali beruntun inter membekap tim sekelas Chelsea di kandang maupun tandang. leg pertama di Giuseppe meazza inter menang 2-1 dan di Stamford Bridge leg ke dua Chelsea harus menahan malu kalah 1-0.

Bila menilik perjalanan panjang Inter di Eropa, tim pengoleksi 17 kali scudetto ini boleh dibilang jauh dari kata memuaskan. Dalam 8 musim terakhir, inter baru dua kali pernah menuntaskan perjuangannya sampai perempat final di tahun 2004-2005 dan 2005-2006 masing-masing saat berhadapan dengan tim sekotanya AC Milan dan wakil dari Spanyol Villareal. masa kejayaan inter di Liga Champion bersinar hanya sekali saja ketika mereka bisa melaju hingga semi final sebelum itupun akhirnya dikalahkan oleh rival sekotanya AC Milan di musim 2002-2003. sisanya inter selalu terhempas di knock out stage yang secara keseluruhan kekalahan tersebut diperoleh dari dominasi wakil-wakil Inggris.

Menapak tilasi era keemasan Inter yang dimotori Giacinto Facchetti dan Sandro Mazzola yang pernah tercatat dalam buku sejarah Inter di mana pada masa itu mereka benar-benar digdaya di Eropa dengan dua kali beruntun menyabet prestasi prestisius ini di tahun 1963 dan 1964, wajar jika gelar tersebut seakan menjadi “momok” satu kewajiban khusus akan kengototan para petinggi klub, fans dan juga pemain yang sangat membara ingin meminangnya lagi. Betapa tidak, 37 tahun lamanya sudah Inter menanti untuk kembali mengangkat trophy yang sarat nilai gengsi tersebut.

Dengan kemenangan yang di peroleh saat bertamu ke London, sekali dua dayung tiga pulau terlampaui, Inter berhasil mematahkan beragam spekulasi yang menyatakan mereka masih belum cukup umur untuk bisa melangkah lebih jauh lagi di kasta tertinggi Eropa.

Kemenangan yang diraih tadi malam merupakan bukti sahih ketegasan bahwa skuad Inter saat ini sudah mumpuni dibanding musim-musim sebelumnya yang selalu terseok-seok dan kini siap tancap gas melaju ke level berikutnya. 

Tengok saja faktor pembeda Inter di musim ini. Masuknya beberapa pemain baru di bursa transfer musim panas lalu memang diapungkan sejuta ekpektasi tinggi kepadanya. Pemain-pemain jempolan seperti bomber yang sudah malang melintang di level tertinggi Eropa Samuel Eto’o, penyerang intelegen Diego Milito yang haus gol, Defender Lucio yang kaya pengalaman sampai gelandang kreatif Wesley Sneijder. semua didatangkan hanya demi merengkuh ambisi tertinggi Inter, yaitu merangkul kembali tahta tertinggi Eropa.

Wajah-wajah baru yang meghiasi skuad Inter saat ini mulai memperlihatkan peran krusialnya. Masih ingat kemenangan dramatis Inter kala mereka sedang melalui masa-masa sulit di babak penyisihan ketika susah payah menekuk Dynamo Kiev 2-1 melalui gol-gol yang dicetak pemain baru, Milito dan Sneijder? dan yang terkini adalah gol semata wayang Eto’o yang mengantar Inter bertengger ke perempat final. Keberhasilan tersebut seolah menandakan betapa beruntungnya Inter mampu mendatangkan sosok pemain sekeliber mereka.  

Terlepas dari semua itu, jangan lupakan pula sosok Mourinho. Sukses Inter melaju ke babak selanjutnya tak lepas dari peran penting the special one. dibalik kocar-kacirnya Chelsea saat jatuh di kandangnya sendiri adalah fakta bahwa mourinho tahu persis seluk beluk Chelsea yang pernah dibawanya berkuasa selama 3 tahun ditukanginya. Tidak asal bicara seputar kejumawaan Mourinho yang menyatakan dirinya adalah penguasa Stamford Bridge. persembahan kemenangan fantastis tak ragu ia berikan untuk Nerazzurri. "Kami tahu Chelsea selalu bermain baik di Stamford Bridge, Namun Mourinho tidak pernah kalah di Stamford Bridge." Paparnya tegas.

Andai Mourinho masih mengarsiteki Chelsea, mungkin hasil semalam merupakan kekalahan ke duanya di Stamford Bridge mengingat sebelumnya dalam jangka waktu 3 tahun menjadi bos Chelsea, Mourinho selalu berhasil memenangkan laganya kala bersua tim manapun di markas kota London tersebut. Satu-satunya tim yang menodai rekor sempurnanya di Stamford Bridge adalah Barcelona di tahun 2006.

Kini pintu Inter meraih treble di musim ini sangat terbuka lebar. Di kancah domestik, Inter masih bercokol dipuncak klasmen walaupun posisinya kian didekati rival abadinya AC Milan dengan selisih 1 poin, coppa Italia sudah menuai hasil positif dengan mengalahkan Fiorentina 1-0 di first leg, dan di Liga Champion Inter telah mengamankan satu tempat di perempat final.

Kisah inter selanjutnya akan ditentukan di perempat final mendatang. Andai la beneamata kembali dipertemukan dengan tim-tim besar seperti Chelsea dan mampu mendulang kenangan indah kala menembus semi final di tahun 2002, besar kemungkinan Inter akan kembali menggurita di Eropa. Apakah ini awal mula kebangkitan ‘si ular besar’ atau malah sebaliknya kembali merana di muka Eropa?  Kita tunggu sepak terjang anak-anak asuh Mourinho ke depan. (uca)


Related Posts :

0 komentar:

 

blog statistics

Widgets for Blogger

BERAWAL DARI KACANGAN is proudly powered by Blogger.com | Template by Blog Zone